Sidoarjo, Motim
Tatapannya yang tajam memandang ke arah pagelaran wayang kulit, pada acara Keleman Desa Jedongcangkring, Kecamatan Prambon. Namun saat diajak bicara, Soediqman sapaan akrab Kepala Desa Jedongcangkring, Drs Soediqman Pribadi, langsung bersemangat menceritakan tradisi Keleman.
Di musim hujan seperti sekarang, Soediqman harus menuruti permintaan masyarakatnya. Kususnya bagi para petani, tatkala meminta diadakan acara selamatan desa ketika musim tutup tanam tiba.
"Keleman ini adalah selamatan untuk sawah para petani, supaya diberi keberkahan dan tanamannya diberi kesuburan. Maka sebagai Kepala Desa, saya harus menuruti kemauan masyarakat saya," ujarnya, Sabtu (8/2) malam, di pendopo balai desa setempat.
Sesekali Soediqman menyambut para petani gogol yang berkumpul di pendopo balai desa, untuk sukuran dan menyaksikan pagelaran wayang kulit. Ia merasa senang, melihat guyubnya masyarakat gogol yang antusias melihat pagelaran wayang kulit itu dan sekaligus turut melestarikan tradisi keleman.
"Saya turut senang melihat masyarakat saya seperti ini, mereka sangat antusias," kata Kades yang juga hobi dengan wayang kulit itu.
Di sela kesibukannya menerima tamu, Soediqman juga menceritakan, di Desa Jedongcangkring hingga saat ini masih memiliki ratusan warga petani gogol. Sehingga, tradisi keleman tersebut sampai saat ini sudah menjadi agenda rutin di Desa Jedongcangkring.
"Masyarakat gogol disini itu masih banyak, makanya tradisi keleman ini terus ada hingga turun temurun," katanya.
Dengan adanya acara Keleman itu, Soediqman juga berharap, masyarakat petani Desa Jedongcangkring akan mendapatkan hasil panen yang berlimpah dan ladang sawahnya terus diberi kesuburan.
"Semoga saja sawah masyarakat desa sini diberi kesuburan dan desanya diberi kemakmuran oleh Allah Swt," pungkasnya.(8w)
Tags:
Agama dan Budaya

