Foto: Korban dan rekan rekannya usai dimintai keterangan Satreskrim pilresta Sidoarjo
Sidoarjo, Memostraight-news
Puluhan preman bersenjata pistol dan parang, suruhan Bos pabrik Thinner yang berada di kawasan industri Tambak Sawah, Waru, Sidoarjo. Sabtu (18/4/20) menyerbu tempat indekost Alfon (23) mantan karyawan pabrik Thinner. Karena Alfon tak ada di tempat indekost, para preman menondong dan mengintimidasi kakak perempuan Alfon dengan pistol. Tak sampai disitu para preman juga menganiaya teman Alfon satu indekost yang Bernama Yohannes (24) dan Marsi (21) dengan cara membacok dengan parang, akibat kejadian itu keduanya luka di kepala.
Renold (27) Kakak Kandung Alfon menceritakan Kejadian penganiayaan yang terjadi di tempat kost itu adalah kejadian yang kedua. Kejadian pertama terjadi pada Jum’at (17/4/20). Ada empat orang laki-laki datang ke tempat kost korban Alfon. Ke empat orang itu mengaku sebagai Protokoler CV. Wastera. Dengan tujuan mencari Alfon, kebetulan korban Alfon tak ada di tempat kost.
"Ke empat orang itu saya temui, dan meminta Alfon agar datang ke pabrik," cerita Renold kakak kandung Alfon, Minggu (19/4/20) dini hari, usai di mintai keterangan penyidik di Mapolresta Sidoarjo.
Lanjut Renold, beberapa saat kemudian Alfon datang ke tempat kost dan bermaksud berangkat menuju pabrik CV. Wastera dengannya (Renold). Namun sebelum berangkat, Alfon mendapatkan telpon dari seseorang yang mengaku Protokoler CV. Wastera, agar menunggu di Warung kopi saja. Mereka berdua langsung menuju warkop yang di maksud. Tak lama kemudian empat orang laki-laki yang mengaku sebagai Protokoler CV. Wastera datang dan salah satu dari mereka menuduh Alfon melakukan pencurian di CV. Wastera.
"Sambil menuduh itu, salah satu pelaku membacokkan sangkurnya yang bersarung kain, ke kepala Alfon. Kepala Alfon langsung berdarah," terang Renold.
Foto: Korban Yohanes
Tak sampai disitu, Alfon juga mendapatkan beberapa bogem mentah berkali-kali. Renold yang berusaha menengahi juga tak luput dari bogem mentah para pelaku yang jumlahnya bertambah jadi 7 orang. Alfon di kasih waktu 2 hari untuk mengaku jika sudah mencuri barang-barang milik CV. Wastera. Pelaku juga mengancam akan melubangi tubuh Alfon.
"Kalo tak mau ngaku, tubuhmu akan ku lubangi," tiru Renold, menirukan ancaman pelaku.
Usai kejadian itu, Renold langsung menghubungi mantan majikan Alfon, yang juga mantan majikan Renold juga. (Alfon di PHK 3 hari yang lalu dan Renold di PHK 3 bulan yang lalu). Untuk menanyakan perihal preman suruhan, yang telah menuduh dan menganiaya mereka berdua. Saat di hubungi Renold, Bos CV. Wastera seorang yang berinisial A hanya menjawab singkat.
"Iya besok tak tanyakan ke orang itu (preman suruhan)," tiru Renold, menirukan Bos CV. Wastera.
Dengan kejadian penganiayaan itu, korban Alfon ketakutan dan langsung melaporkannya ke Polresta Sidoarjo. Karena masih trauma, Alfon tak berani tidur ditempat kost, ia memilih tidur di tempat kakaknya yang di Pondok Chandra. Naluri Alfon tepat sekali untuk tak tidur di tempat kost. Sabtu pagi 18/4/20) ketika Renold, bersama Yohannes dan Marsi sedang ngopi di depan kamar. Kurang lebih 20 orang preman menyerbu tempat kost Bahari, untuk mencari Alfon. Karena Alfon tak ada, orang yang ada di tempat kost itu menjadi sasaran mereka.
"Istri saya yang tak tau apa-apa, sampai di ancam dengan pistol oleh salah satu pelaku," terang Renold.
Karena keselamatannya terancam Renold dan istrinya masuk ke kamar. Tapi puluhan preman itu tetap tak terima. Mereka berusaha mendobrak pintu kamar pasutri itu. Karena ketakutan istri Renold berteriak minta tolong. Sekitar lima menit berteriak minta tolong, akhirnya keadaan di luar sepi. Pasutri itu pun memberanikan diri untuk keluar kamar, memeriksa keadaan di luar. Ternyata keadaan memang sepi, tapi ada yang janggal.
"Yohannes dan Marsi yang tadi ngopi sama saya, entah kemana ?," Paparnya.
Setelah beberapa saat Renold mencari tahu keberadaan Yohanes dan Marsi. Akhirnya Renold mendapatkan kabar dari beberapa orang. Jika mereka berdua di kejar puluhan preman dan lari ke belakang. Setelah beberapa jam kemudian mereka kembali dengan luka mengangah di kepala. Yohannes menutupi lukanya dengan daun pepaya untuk menghentikan pendarahan. Karena trauma, ia tak berani berobat ke klinik sampai sore.
"Akhirnya kami melapor lagi ke Polresta, ini kejadian penganiayaan kedua," tuturnya.
Sementara itu Kasubag Humas Polresta Sidoarjo Ipda Tri Novi membenarkan kejadian penganiayaan itu. Dan laporan korban sudah di terima oleh petugas SPKT.
"Iya laporan sudah diterima, dan sekarang perkara itu masih tahap penyelidikan oleh Satreskrim Polresta Sidoarjo," pungkasnya.(ag/bw)
Tags:
peristiwa

