foto : Pj Kades Semambung Jema'in dan perangkat desa
Sidoarjo, Memostraight-news
Beredarnya video Titin Sumiarsih seorang perempuan warga Desa Semambung, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, yang telah viral di sosial media, setelah menuding pihak Pemerintah Desa (Pemdes) setempat yang tidak memberikan bantuan sosial (bansos) di tengah pandemi Covid-19 secara merata. Hal itu membuat Penjabat Kepala Desa setempat angkat bicara.
"Tidak benar si Titin ini tidak dapat bantuan, dia ini sudah didata mendapatkan bantuan yang dari Pemerintah Provinsi," ujar Jema'in Pj Kepala Desa Semambung, Jumat (8/5) di balai desa.
Jema'in mengatakan, pihaknya tidak mungkin menganak tirikan warganya yang miskin. Justru sebaliknya, pihak pemdes Semambung malah berupaya untuk me sama ratakan dan berupaya untuk semua warga miskin dan warga terdampak lainnya agar bisa mendapatkan bantuan akibat adanya Covid - 19.
"hanya saja si Titin ini tidak mau sabar menunggu. Mungkin dia melihat tetangganya dapat bantuan dari Dinsos Sidoarjo kok dia gak dapat. Kemudian akhirnya dia mengklaim dirinya gak kebagian bantuan," kata Jema'in
Di dalam video berdurasi 1.27 menit itu, Titin mengklaim dirinya tidak mendapatkan bantuan sama sekali dari pihak Pemerintah Desa Semambung. Padahal menurut Jema'in, pihaknya sudah memberikan pemahaman kepada Titin bahwa sembako yang dari Dinas Sosial Sidoarjo si Titin memang tidak mendapatkan bantuan lantaran namanya memang tidak ada datanya. Sebab dari jumlah data yang diterima dari Dinsos Sidoarjo ada pengurangan data dari jumlah sebelumnya 494 turun menjadi 417 dikarenakan ada perubahan nama. Bahkan yang mendapatkan bantuan dari Dinsos adalah ibunya Titin dan Pakdenya.
Foto: nama titin sudah terdaftar penerima bantuan dari Pemprov
Kemudian setelah itu, Jema'in menceritakan, setelah ada surat edaran dari pihak Pemprov bahwa ada batuan dari provinsi sebanyak 94 paket untuk guru ngaji dan warga miskin bagi warga Desa Semambung. Akhirnya pihak Pemdes Semambung memasukkan nama Titin ke data penerimah bantuan dari Pemprov tersebut.
"Berhubung guru ngaji jumlahnya cuma 27 orang, maka si Titin ini kami masukkan datanya dengan warga miskin lainnya, dan bantuan dari Pemprov ini turunnya akan lebaran nanti," ujar Jema'in sambil menunjukkan data.
Sementara itu, Kaur Perncanaan Desa Semambung Mohammad Hadi Siswanto menambahkan, bahwa pihaknya sudah melayangkan surat panggilan kepada Titin untuk mengklarifikasi atas tudingannya itu kepada pihak pemerintah desa, agar menghapus video sudah beredar luas di group whatsapp dan sosial media serta meminta maaf secara terbuka karena hal ini sama saja mencemarkan nama baik pemerintahan desa dengan memberikan informasi sepihak kepada masyarakat di sosial media dangan menyebarkan video hoax.
"Kami sudah melayangkan surat panggilan kepada Titin untuk mengklarifikasi videonya tersebut," ujar Hadi Siswanto.
Namun, kata Hadi Siswanto, surat panggilan tersebut tidak digubris oleh Titin dengan tidak mau datang untuk mengklarifikasi surat panggilan tersebut. Bahkan saat Titin ditemui ke rumahnya kata Hadi yang ada hanya ibu dan suami Titin. Dan menolak untuk mengajak Titin ke balai desa dengan alasan siapapun tidak boleh menemui titin demi keselamatannya.
"Siapa saja yang mau ketemu istri saya meskipun dia Kapolres, suru kesini," ujar hadi menirukan suami Titin.
Saat berita ini diturunkan, wartawan media ini kesulitan mencari keberadaan Titin, sehingga tidak bisa ditemui untuk dikonfirmasi.(bw)
Tags:
peristiwa

